بسم الله والحمد لله والصلاة على محمد رسول الله وعلى آله وأصحابه أجمعين. اما بعد : Blog ini saya buat dengan maqsud turut menyampaikan islam dan ilmu didalamnya yang sebagian beritanya saya copy-kan dan sebagian tulisan sendiri yang ringkas. Kebenaran hanya dari Allah adapun makhluq hanya berpraduga. السلام عليكم ورحمة الله
Minggu, 05 Desember 2021
Ayat Allah dilangit adalah benar
Kebenaran yang kuyakini tentang dimanakah keberadaan Dzat Allah.
Ini antara dalil NAQLI & LOGIKA AQLI.
Pertama adalah ayat :
أأمنتم من في السماء أن يخسف بكم الأرض فإذا هي تمور.
أم أمنتم من في السماء أن يرسل عليكم حاصبا..
"apakah kalian merasa aman pada Dzat yang di langit"
Ini titik fokusnya.
Tidak menggunakan kalimat FAUQA فوق yang berarti Dzat atau benda yang terletak diatas.
Tetapi pada ayat lain banyak menggunakan kalimat 'ALA على yang berarti diatas, seperti ayat ثم استوى على العرش. الرحمن على العرش استوى.
Beda antara فوق & على yang Sama2 berarti diatas adalah :
Kalau فوق adalah menunjuk benda atau Dzat atau hissy.
قلنسوة فوق الرأس kopiah diatas kepala.
الكتاب فوق المكتب kitab diatas meja.
Adapun على berarti diatas secara ma'nawi hanya terkadang bisa digunakan untuk menyebut sesuatu benda.
Contoh bacaan shalawat nabi
اللهم صل على محمد
"yaa Allah tambahkanlah rahmatmu keatas nabi Muhammad"
Fokus pada KALIMAT على yang bersanding dengan محمد. Ialah huruf ma'ani dan tidak dapat diartikan secara hissy.
Walau begitu, lafazh على yang berarti diatas itu punya ma'na menaikkan. Yaitu menaikkan shalawat kepada ruh nabi Muhammad bukan menaikkan jasad Muhammad.
Nah bagaimana dengan keberadaan Allah?
Ayat-ayat diatas sangat jelas menyebutkan Allah itu di langit dengan tanpa menyebutkan atau menggambarkan Dzat Allah duduk diatas langit seperti halnya kita duduk. Siapa yang meyakini Allah duduk seperti duduk kita, ini tidak ada. Kalau ada yang berasumsi demikian sebutkan saja siapa orangnya tanpa memukuli rata orang yang mengimani kebenaran Allah diatas karena adanya ayat.
Begitulah yang disebut iman tanpa takyif.
Sekarang mengarah pada orang-orang yang menolak Allah dilangit dan istiwa di 'arsy.
Golongan ini saya katakan sedang kebingungan sehingga memasuki i'tiqad mu' aththilah.
Mereka belum menemukan ayat atau terlanjur menaikkan ta'wil sehingga menolak ayat2 tersebut diatas dengan segala macam ta'wil yang tak sampai.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
info salamtime
SIAPAKAH AHLUS-SUNNAH WAL-JAMA'AH ?
Benarkah AHLUS-SUNNAH WAL-JAMA'AH itu asy'ariyyah? Saya akan jawab persoalan yang terus menipu orang online maupun orang offline...
-
islam nusantara yang beraroma konspirasi jahat. jika kita baca sejarah baik masuknya da'wah islam di Indonesia atau nusantara dan masu...
-
🦃Saya bisa jadi moderator bagi sesama nahdliyin yang berikhtilaf dalam fiqh. Lho emang nahdliyin itu berikhtilaf? Di posisi itu saya ind...
-
SuperJelek: Contoh Kasus Hukum di Indonesia Beserta Analisis C... : Pendahuluan Hukum di Indonesia hingga saat ini masih menjadi persoalan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar