Eramuslim

Sabtu, 25 Februari 2017

Khilafah turki utsmani kemajuan dan kemunduranya

Wilayah kekuasaannya juga tercabik-cabik menjadi beberapa kerajaan kecil dan antara yang satu dengan yang lainnya saling memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradabanIslam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan. Namun kemalangan tidak berhenti sampai disitu. Timur Lenk (Timur si Pincang) dari Uzbekistan, juga menghancurkan pusat-pusat kekuasaan Islam yang lain.
Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di India, dan Safawi diPersia. Kerajaan Usmani di Turki merupakan kerajaan yang pertama berdiri, dan juga yang terbesar dan paling lama bertahan di banding dua kerajaan lain yaituMughal dan Safawi. Kerajaan Turki Usmani inilah yang menjadi sebuah pioner dalam perkembangan dunia Islam pada massanya dan juga kehancurannya menjadi sebuah pembuka masuknya era industrialisasi ke dunia Islam.
Pembahasan
A. Kejayaan Peradaban Turki Usmani
Pada awalnya kerajaan Turki Usmanihanya memiliki wilayah yang sangat kecil, namun dengan adanya dukungan militer, tidak beberapa lama Turki Usmani menjadi kerajaan yang besar bertahan dalam kurun waktu yang lama.
Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan Turki Usmani yang demikian luas dan berlangsung cepat itu diikuti pula oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang –bidang kehidupan yang lain, diantaranya sebagai berikut:

  1. Bidang Kemiliteran
  2. Para pemimpin kerajaan Turki Usmani adalah orang-orang yang kuat, sehingga kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. Namun, kerajaan Turki Usmani mencapai masa keemasannya bukan semata-mata karena keunggulan politik para pemimpinnya. Akan tetapi yang terpenting diantaranya adalah keberanian, ketrampilan, ketangguhan, dan kekuatan militernya yang sanngup bertempur kapan saja dan dimana saja.

Orkhan pemimpin Turki Usmani yang pertama kali mengorganisasi kekuatan militer dengan baik serta taktik dan strategi tempur yang teratur. Pada periode ini tentara Islam pertama kali masuk ke Eropa. 

Orkhan berhasil mereformasi dan membentuk tiga pasukan utama tentara. Pertama, tentara Sipahi (tentara reguler) yang mendapatkan gaji tiap bulannya. Kedua, tentara Hazeb (tentara ireguler) yang di gaji pada saat mendapatkan harta rampasan perang (Mal al-Ghanimah). Ketiga, tentara Jenissary atau Inkisyariyah (tentara yang direkrut pada saat berumur 12 tahun, kebanyakan adalah anak-anak Kristen yang dibimbing Islam dengan disiplin yang kuat). Pasukan inilah yang dapat mengubah negara Turki Usmani menjadi mesin perang yang paling kuat dan memberikan dorongan yang amat besar dalam penaklukan negeri-negeri non muslim.
Orkhan juga membenahi angkatan laut karena ia mempunyai peranan yang besar dalam perjalanan ekspansi Turki Usmani. Pada abad ke-16, angkatan laut Turki Usmani mencapai puncak kejayaan, karena dengan cepat dapat menguasai wilayah yang amat luas baik di Asia, Afrika, maupun Eropa.
Faktor utama yang mendorong kemajuan di lapangan kemiliteran ini adalah tabiat bangsa Turki itu sendiri yang bersifat militer, berdisiplin, dan patuh terhadap peraturan. Yang mana tabiat ini merupakan tabiat yang mereka warisi dari nenek moyangnya di Asia Tengah.
  1. Bidang Pemerintahan
Suksesnya Ekspansi Turki Usmani selain karena ketangguhan tentaranya juga dibarengi pula dengan terciptanya jaringan pemerintahan yang teratur. Dalam mengelola wilayah yang luas para raja-raja Turki Usmani senantiasa bertindak tegas. Dalam struktur pemerintahan, sultan sebagai penguasa tertinggi. Dibantu oleh shadr al-a’zham (perdana menteri) yang membawahi pasya (gubernur). Gubernur mengepalai daerah tingkat I. di bawahnya terdapat beberapa orang al-Zanaziqatau ‘Alawiyah (bupati).

Contohnya, ketika Turki Usmani dipimpin oleh Murad II. Beliau adalah seorang penguasa yang saleh dan dicintai rakyatnya, ia juga seorang yang sabar, cerdas, berjiwa besar, dan ahli ketatanegaraan. Bahkan Murad II banyak mendapat pujian dari sejarawan barat.


Selain itu, di masa pemerintahan Sultan Sulaiman I untuk mengatur urusan pemerintahan negara disusun sebuah kitab undang-undang (Qanun) yang diberi nama Multaqa al-Abhur yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani.
  1. Bidang Ilmu Pengetahuan
Turki Usmani merupakan bangsa yang berdarah militer, sehingga lebih banyak memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran. Sementara dalam bidang ilmu pengetahuan tidaklah begitu menonjol. Karena itulah dalam khazanah intelektual Islam kita tidak menemukan ilmuwan terkemuka dari Turki Usmani.
Namun demikian, mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah. Seperti masjid Al-Muhammadi atau masjid Jami’Sultan Muhammad Al-Fatih, masjid Agung Sulaiman, dan masjid Abi Ayyub Al-Anshari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi yang indah. 
Ada salah satu masjid yang terkenal keindahan kaligrafinya adalah masjid yang asalnya Gereja Aya Sopia. Yang mana hiasan kaligrafi itu dijadikan penutup gambar Kristiani yang ada sebelumnya.
Selain itu, pada masa sultan Sulaiman I di kota-kota besar dan kota-kota lainnya banyak di bangun masjid, sekolah, rumah sakit, gedung, makam, jembatan, saluran air, villa, dan pemandian umum.
  1. Bidang Budaya
Pengaruh dari ekspansi wilayah Turki Usmani yang sangat luas, sehingga kebudayaannya merupakan perpaduan macam-macam kebudayaan. Diantaranya adalah kebudayaan Persia, Bizantium, dan Arab.
Dari kebudayaan Persia, mereka banyak mengambil ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja. Dari Bizantium, organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak diserap. Sedangkan dari Arab, mereka banyak menyerap ajaran-ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial kemasyarakatan, keilmuan, dan bahasa/huruf.

Orang-orang Turki Usmani memang terkenal sebagai bangsa yang suka dan mudah berasimilasi dengan bangsa asing dan terbuka untuk menerima kebudayaan luar.
  1. Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki Usmani mempunyai peranan besar dalam lapangan sosial dan politik. Masyarakat digolong-golongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku.

Pada masa pemerintahan Sulaiman al-Qanuni rakyat muslim diwajibkan harus sholat lima kali dan berpuasa di bulan Ramadhan. Jika ada yang melanggar tidak hanya dikenai denda namun juga sanksi badan. Sehingga sultan Sulaiman al-Qanuni bukan hanya sultan yang paling terkenal di kalangan Turki Usmani, akan tetapi pada awal ke 16 beliau adalah kepala negara yang paling terkenal di dunia. Beliau seorang penguasa yang shaleh, dan juga berhasil menerjemahkan Al-Qur’an dalam bahasa Turki.

Bahkan pada saat Eropa terjadi pertentangan antara katolik, mereka diberi kebebasan dalam memilih agama dan diberikan tempat di Turki Usmani. Bahkan Lord Cerssay mengatakan, bahwa pada zaman dimana dikenal ketidakadilan dan kedzaliman Katolik Roma dan Protestan, maka Sultan Sulaiman yang paling adil dengan rakyatnya meskipun ada yang tidak beragama Islam.

Di kerajaan Turki Usmani Tarekat juga mengalami kemajuan. Tarekat yang paling terkenal ialah tarekat Bektasyi dan tarekat Maulawi. Kedua Tarekat banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer. Tarekat Bektasyi mempunyai pengaruh yang sangat dominan di kalangan Jenissary, sehingga mereka sering disebut dengan tentara Bektasyi. Sementara tentara Maulawi mendapat dukungan dari para penguasa dalam mengimbangi Jenissary Bektasyi.
Di lain pihak, kajian-kajian ilmu keagamaan seperti: Fiqh, ilmu kalam, Tafsir, dan Hadist boleh dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Para penguasa lebih cenderung untuk menegakkan satu paham (Madzab)keagamaan dan menekan Madzab lainnya. Contoh Sultan Abd Al-Hamid II begitu fanatik terhadap aliran Ash-‘Ariyah. Akibat kelesuan di bidang ilmu keagamaan dan fanatik yang berlebihan, maka ijtihad tidak berkembang.
B. Kemunduran dan Kejatuhan Turki Usmani
Kerajaan Turki Usmani banyak berjasa terutama dalam perluasan wilayah kekuasaan Islam ke benua Eropa. Ekspansi kerajaan Turki Usmani untuk pertama kalinya lebih ditujukan ke Eropa Timur yang belum masuk dalam wilayah kekuasaan dan agama Islam. Akan tetapi, karena dalam bidangperadaban dan kebudayaan (kecuali dalam hal-hal yang bersifat fisik) berkembangnya jauh berada di bawah kemajuan politik. Sehingga bukan saja negeri-negeri yang sudah ditaklukkan akhirnya melepaskan diri dari kekuasaan pusat, tetapi masyarakatnya juga tidak banyak lagi yang memelukagama Islam.

Proses kemunduran hingga kejatuhan kerajaan Turki Usmani berlangsung sangat lama kurang lebih tiga abad, yakni mulai berakhirnya masa Sulaiman II al-Qanuni (1520 M) hingga masa kejatuhannya (1924 M).
Kemajuan-kemajuan Eropa dalam teknologi militer dan industri perang membuat kerajaan Usmani menjadi kecil di hadapan Eropa. Akan tetapi, nama besar Turki Usmani masih membuat Eropa barat segan untuk menyerang atau mengalahkan wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaan Turki Usmani.
Namun, kekalahan besar Turki Usmani dalam menghadapi serangan Eropa di Wina tahun 1683 M membuka mata barat bahwa Turki Usmani telah mundur jauh sekali. Sejak itulah kerajaan Turki Usmani mendapat serangan-serangan besar dari Barat.
Sejak kekalahan dalam pertempuran di Wina, Turki Usmani juga menyadari akan kemundurannya dan kemajuan barat. Usaha-usaha pembaharuan mulai dilakukan dengan cara mengirim duta-duta ke negara-negara Eropa terutama Prancis untuk mempelajari suasana kemajuan di sana dari dekat. Seperti kemajuan teknik, organisasi angkatan perang modern, dan kemajuan lembaga-lembaga sosial lainnya. 
Hal itu mendorong Sultan Ahmad III (1703 M) untuk memulai pembaharuan di kerajaannya. Sebagai bentuk konkret pada masa kekuasaannya didatangkan ahli-ahli militer dari Eropa untuk tujuan pembaharuan militer dalam kerajaan Turki Usmani. Pada tahun 1734 M untuk pertama kalinya Sekolah Teknik Militer dibuka.
Usaha pembaharuan dilakukan tidak terbatas dalam bidang militer saja. Dalam bidang-bidang yang lain juga dilaksanakan pembaharuan. Seperti pembukaan percetakan di Istambul pada tahun 1727 M, untuk kepentingan kemajuan ilmu pengetahuan. Demikian juga gerakan penerjemahan buku-buku Eropa ke dalam bahasa Turki.

Meskipun demikian, usaha-usaha pembaharuan itu bukan saja gagal menahan kemunduran kerajaan Turki Usmani yang terus mengalami kemerosotan, tetapi juga tidak membawa hasil yang diharapkan. Penyebab kegagalan itu terutama adalah kelemahan raja-raja Turki Usmani karena wewenangnya sudah mulai menurun. Di samping itu, keuangan negara yang terus mengalami kebangkrutan sehingga tidak mampu menunjang usaha pembaharuan.

Faktor terpenting lainnya yaitu karena ulama’ dan tentara Jenissary yang sejak abad 17 M menguasai suasana politik kerajaan Turki Usmani menolak usaha pembaharuan itu. Dengan demikian, kerajaan Turki Usmani terus saja mendekati jurang kehancurannya, sementara Barat yang menjadi ancamannya semakin besar.
Usaha Turki Usmani baru mengalami kemajuan setelah penghalang utama, yaitu tentara Jenissary dibubarkan oleh Sultan Mahmud II pada tahun 1826 M. Struktur kekuasaan kerajaan dirombak, lembaga-lembaga pendidikan modern didirikan, buku-buku barat diterjemahkan ke dalam bahasa Turki, siswa-siswi berbakat dikirim ke Eropa untuk belajar, dan yang terpenting sekali adalah sekolah-sekolah yang berhubungan dengan kemiliteran didirikan.
Bidang militer inilah yang utama dan pertama mendapat perhatian. Akan tetapi, meski banyak mendatangkan kemajuan, hasil gerakan pembaharuan tetap tidak berhasil menghentikan gerak maju barat ke dunia Islam di abad ke 19 M. Selama abad ke 18 M barat menyerang ujung garis medan pertempuran Islam di Eropa Timur, wilayah kekuasaan kerajaan Turki Usmani. Akhir dari serangan-serangan itu adalah ditandatanganinya perjanjian San Stefano (Maret 1878 M) dan perjanjian Berlin (Juni-Juli 1878 M) antara kerajaan Turki Usmani dan Rusia. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Turki di Eropa. Sementara kebanyakan daerah berpenduduk mayoritas Muslim di Timur Tengah pada abad berikutnya mulai diduduki bangsa Eropa.

Di samping itu, gerakan pembaharuan justru mengancam kekuasaan para Sultan yang absolut, karena para pejuang Turki Usmani melihat bahwa kelemahan Turki terletak pada keabsolutan Sultan itu. Mereka ingin membatasi kekuasaan Sultan dengan membentuk konstitusi, sehingga lahir gerakan tanzimat, Usmani Muda, Turki Muda, dan partai persatuan dan kemajuan.
Ketika perang Dunia I meletus, Turki Usmani bergabung dengan Jerman dan kemudian mengalami kekalahan. Akibatnya kekuasaan Turki Usmani semakin ambruk. Partai persatuan dan kemajuan memberontak kepada sultan dan dapat menghapuskan kekhalifahan Usmani pada tahun 1922 M, kemudian membentuk Turki Modern pada tahun 1924 M. Dengan demikian, kesatuan politik dalam kerajaan Turki Usmani sejak bergeloranya gerakan pembaharuan justru tidak stabil. Terutama karena para sultan tidak mampu mengakomodasi pemikiran yang berkembang di kalangan pemimpin bangsanya. Terkecuali itu, peperangan-peperangan melawan barat di Eropa Timur terus berkecamuk, memakan, dan menguras tenaga serta berakhir dengan kekalahan di pihak Turki Usmani.

Di pihak lain, satu demi satu daerah-daerah di Asia dan Afrika yang sebelumnya dikuasai Turki Usmani, melepaskan diri dariKonstantinopel.
Selain itu, periode kemunduran Turki Usmani di mulai saat terjadinya perjanjian Carltouiz (26 Januari 1699 M) antara Turki Usmani AustraliaRusia, Polandia, Vanesia, dan Inggris. Yang mana isi perjanjian tersebut diantaranya adalah Australia dan Turki Usmani terikat perjanjian selama 25 tahun dan mengatakan seluruh Honigaria (merupakan wilayah kekuasaan Turki Usmani) kecuali Traslvoniadan kota barat diserahkan sepenuhnya pada Australia. Sementara wilayah Camanik dan Podolia diserahkan kepadaPolandia. Sedangkan Rusia memperoleh wilayah-wilayah di sekitar Laut Azov. Sementara itu, Venesia dengan diserahkannyaAthena kepada Turki Usmani menjadi penguasa di seluruhValmartia dan Maria. Dengan demikian perjanjian Carltouiz ini melumpuhkan Turki Usmani, sehingga menjadi negara yang kecil.

Kerajaan Turki Usmani berakhir dengan berdirinya Republik Turki pada tahun 1923 M presiden yang diangkat adalah Mustafa kemal attaturk seoarang yang sangat sekular.

Sumber : copy paste.

Sabtu, 11 Februari 2017

Pro kedamaian namun seorang mukmin tetap mendukung islam

Saya sering berucap bahwa musuh sosial kehidupan ini adalah kejahatan.
Tak ada istimewa dengan latar belakang apapun termasuk agama,kejahatan adalah musuh manusia muthlaq.
Inilah islam.

Karena itu saya mendukung kedamaian dan perdamaian agama-agama untuk menciptakan rasa aman.
Islam menasihati untuk berdamai tapi keras apabila di intimidasi.
Islam melarang keras menyakiti non islam dzimmi/musta'min dan mu'ahhad.
Karenanya tidak ada alasan syar'i islam menetapkan negri2 kafir yang dalam suasana perdamaian sebagai kafir harbi kecuali kafir yang berada di medan peperangan dan pemerintahanya yang mendukung invasi militer di negeri islam,maka yang ini pemerintahanya bisa ditetapkan sebagai kafir harbi dan islam telah sampai pada alasan syar'i untuk memutuskan hubungan dan tercabut status perjanjian damainya,Islam bisa melakukan langkah-langkah boicot dan blokade dan seterusnya karena kejahatan dari mereka.

Soal bathilnya aqidah kafir munafiq maka Allah nasihati:
ولو شاء ربك لأمن من فى الأرض كلهم جميعا افأنت تكره الناس حتى يكونوا مؤمنين
Tidak ada haq pemaksaan untuk menjadi muslim atas kuffaar karena ia haq ilahiyyah,manusia beriman hanya bisa melakukan seruan dengan hikmat mauizhah hasanat dan berdiskusi dengan etika.

MAKA, saya mendukung kolaborasi antar agama dalam menangani instabilitas dan segala bentuk kriminal.

Namun sebagai seorang muslim,saya wajib mendukung keyaqinan islam saya dan usaha meninggikanya diatas agama yang lainya yang juga di dukung oleh pemeluknya,dengan cara-cara yang damai dan menjunjung tinggi aturan stabilitas keamanan.

Skenario Allah yang tidak mengganggu kehidupan manusia ditengah perbedaan mari kita jaga,skenario Allah yang membahayakan kehidupan Allah saja menganjurkan untuk melenyapkan apalagi manusia yang butuh ketentraman maka sudah pasti ia adalah musuh bersama.

Jumat, 10 Februari 2017

kontroversial NU menjalar dimana-mana termasuk sikap politiknya .

Situasi Politik Indonesia hari-hari ini.
Bila di qiyaskan dengan situasi ke belakang pada zaman soekarno.

MASYUMI adalah partai islam tunggal yang beranggotakan dari ormas-ormas islam gabungan.
Masyumi sebelum di bubarkan oleh soekarno ia tertimpa badai fitnah baik fitnah internal maupun eksternal.

Suara nahdliyyin NU pecah namun secara lembaga NU melepaskan diri dari masyumi karena faktor iri merasa keberadaanya kurang terakomodasi tak di berikan lebih.
Walau NU telah tidak lagi bersama masyumi tapi suara masyumi masih tinggi dibawah kendali muhammadiyah dan warga nu yang masih setia pada  ideologi syari'at islam yang disepakati sekaligus masih ingin mempertahankan terkordinasinya gerakan islam. Seperti GNPF MUI ya..

NU menerima ideologi gagasan soekarno yaitu NASAKOM yang merupakan kolaborasi antara nasionalis yang di parlemen diwakili PNI,agama yang diwakili suara NU modernis dan komunis yang di wakili penuh PKI.

Bagaimna kaum santri...!
Hari ini Kalian sangat anti komunis dan rindu persatuan dan persaudaraan islam,kalian anti PDIP karena menjadi sarang kebangkitan kelompok palu arit.
Itu artinya kalian rindu dengan MASYUMI yang hari itu memperjuangkan haq-haq islam,dan hari ini menghadapi konspirasi kaum palu arit dan para penghina ulama dan membenci Al-Qur'an.
Dan ternyata hari ini antum benar-benar menyaksikan ada banya kaum NU yang lebih memilih loyal bersama kafir dan komunis dibandingkan menjaga islam bersama GNPF MUI yang merupakan gabungan dari muslimin perorangan dari segala penjuru dan mendapatkan dukungan dari beberapa organisasi.

Sudah sejak lama kaum modernis NU yang lebih memilih kawin bersama golongan fasiq munafiq daripada memperbaiki hubungan dan saling menerima bersama golongan islam lainya,yang masih kita ingat gusdur yang menggandeng megawati untuk memimpin bangsa dan negara,kh.hasyim muzadi juga pernah lebih memilih berpasangan dengan leader PDIP itu.
Kini makin bermunculan orang-orang penting di NU yang malah mendukung kafir dan munafiq menjadi nahkoda bahtera negara.

Kaum santri NU dianggap tidak mampu memajukan NU oleh golongan akademis NU,karena itu struktur kepengurusan-kepengurusan akan selalu di rebut oleh mereka.
Kaum santri hnya seperti prajurit yang di suruh maju dulu apabila berhadapan dengan musuh dan marabahaya.
sementara suara pesantren hanya di politisisasi dan tidak terakomodir.
Seperti mbah sahal yang di anggap وجوده كعدمه "ada seperti tiada" .

Gerakan islamis indonesia pasti disamakan dengan gerakan masyumi atau TII yang di ancam akan di bubarkan,sekarang di issukan berafiliasi pada ISIS dan terroris.

Politik indonesia Ini persaingan ideologis antara islam komunis dan nasionalis penerus londo.
Kalian berada dipihak mana.

Ummat islam benar-benar bingung.
karena negara telah di serahkn kepada juhalaa
Agama disentuh golongan suuu'
Orang baik terlalu diam
Orang durhaka terlalu banyak bicara.
Kaum santri kurang produktif
Kaum preman menyeretnya.
Media dan ekonomi di kuasai pembenci islam.
Makanan dan obat di taburi racun
Pakaian ditelanjangi.

Ummat islam rumit dan ruwet untuk di perbaiki hanya karena perkara sepele.

Panji berkibar menyendiri-sendiri menampakkan berserakanya ummat ini.

Ikhwah !!!
Kami pungut tubuh yang hancur itu untuk di susun kembali sehingga menjadi satu badan yang utuh.

 لااله الا الله محمد رسول الله

"Nur s"

Minggu, 05 Februari 2017

sikap NU,salafi dan figur-figur muda lainya

Ketika dulu saya ditampakkan buku2 salafi yang berserakan di lapak2 toko buku dengan judul yang provokatif,seperti keras membid'ahkan (mengharamkan) majlis dzikir  pimpinan ust.arifin ilham,maka saya berhenti dan berfikir,apakah saya akan benarkan pandangan sinis itu.
Dan kini buku2 itu sudah lama tidak saya jumpai,apakah di musnahkan atau di buat koleksi pribadi atau di museumkan.

Kaum Salafi sudah banyak yang sadar atas keterlaluanya
Dan karena sabarnya para ustadz muda seperti Aa gym dan arifin ilham terhadapnya,membuat mereka jenuh dengan issue yang itu-itu saja,toh majlis dzikir arifin ilham dan daruttauhid Gymnastiar tetap eksis.

Generasi salah itu akan terus bermunculan kalau doktrin atau materi sandaran yang salah itu masih di gunakan untuk mencuci otak para pemuda.
Bukan cuma salafi,akan tetapi kini bermunculan karya-karya perlawanan dari kelompok saingan salafi sebut saja Nahdliyyin yang juga bernuansa konfrontativ.

Dari pergulatan antara NU vs SALAFI yang terus bergulir,saya malah salut buat ustadz2 muda seperti tersebut diatas yang tetap konsentrasi pada padepokanya (majlis). Sebutlah Gymnastiar dengan daruttauhidnya,arifin ilham dengan majlis dzikirnya ,yusuf mansur dengan rumah qur'anya,ismail yusanto dengan HTI-nya,hidayat nurwahid dengan PKS-nya,din syamsuddin dengan Muhammadiyahnya,yang mereka itu disebut-sebut oleh salafi sebagai penggerak bid'ah dan menyelisihi sunnah,tapi mereka tetap tenang tanpa membalas dengan gaya yang sama,karena jika di balas melecehkan nanti akan menjadi sama-sama begonya.
Nahdliyyin-pun tak lepas sering melontarkan ejekan kepada mereka dengan menyebut para ustadz media itu bukan ulama,tidak memiliki karomah,saudaranya salafi,tidak faham sastra arab,varian wahabh,dst.
Memang benar islam itu menasihati agar diam atau membalas dengan bahasa yang baik dan memberikan pandangan pada obyek-obyek atau topik yang dalam pembahasan,tidak dengan gaya bicara yang frontal.
واهجرهم هجرا جميلا
"Diamkan saja mereka dengan maksud kebaikan"
Itu nasihat agama apabila mukmin di hadapkan dengan pihak-pihak yang suka mencela mengejek.

Sabtu, 04 Februari 2017

Santri nahdliyyin yang menemukan kecocokan dengan Muhammadiyah

Sikap muhammadiyah (MD) yang selalu mengalah karena untuk menjaga utuhnya persaudaraan itu tidak difahami oleh warga NU kebanyakan.
Bukan akhir-akhir ini saja yang berkaitan dengan keadaan negara dan ummat yang sedang lara.
Tetapi perihal khilafiyah ibadah,muhammadiyah lebih tampak mengalah.
Namun mengalahnya muhammadiyah itu ada kemenangan yang samar bagi orang yang kurang tampak membaca suasana. 
Contohnya saja,menyikapi aksi bela islam/bela al-qur'an 411-212 akibat provokasi gubernur dki jakarta basuki tjahja purnama atau ahok yang menyebutkan kalimat "jangan mau dibohongi pakai surat al-maida ayat 51" di dalam kunjungan kerjanya di kepulauan seribu jakarta.
MD bersikap netral dengan tidak menganjurkan warganya ikut turun beraksi bersama jutaan muslim indonesia tapi juga tidak kuasa melarang warganya untuk ikut beraksi.
Walau demikian ternyata MD faham bahwa kemarahan ummat islam atas semakin ramainya penghinaan minoritas pada islam ditambah telah melencengnya institusi kepolisian dibawah pimpinan tito karnavian yang sangat tampak tidak netral,begitu pula dengan pemerintahan presiden jokowi yang membangkitkan gairah rakyat komunis dan aroma uang yang melilit kedaulatan,itu mengharuskannya peduli untuk ikut membela agamanya melalui jalur hukum dan tuntutan demi tuntutan agar ditegakkanya keadilan.
MD sangat solid dengan menerjunkan tim-tim medis lengkap dengan mobil-mobil ambulance karena rakyat sipil memang harus lebih di perhatikan dalam aksi yang bisa saja mendapatkan tekanan aparatur negara yang lebih lengkap,bringas dan kesiap siagaanya.

Selanjutnya tentang perihal ikhtilaful muslimin pada ranah prosedural ibadah meliputi cara-cara,syarat,rukun dan tentang taqlid wa talfiq di tambah perihal kulturisme yang berkembang,muhammadiyah adalah kelompok yang paling ngalah demi terciptanya kebersamaan.
MD tidak bertaqlid buta pada sebuah interpretasi seorang ulama namun md bukan anti seorang ulama itu maka terkadang pendapatnya bisa di ambil dan terkadang tidak di ambil karena harus di musyawarahkan di majlis untuk di timbang manakah pendapat dari beberapa ulama yang rajih maka itu yang di ambil sebagai sandaran,atau cukup di jamakkan,walau begitu,MD tidak serta merta menyalahkan pendapat yang di tinggalkan. Karena pada dasarnya Allah yang mengadili perkara yang di perselisihkan ummat karena samarnya bukan zhahirnya kesalahan,sebagaimana firmaNYA:
ومااختلفتم فيه من شيئ فحكمه الى الله
"Sesuatu apa yang kalian perselisihkan maka hukum pastinya kembali kepada Allah".

Karena itu walau MD tidak qunut shubuh ia rela menjadi makmum,MD tidk menghukumi bathal karena khilafiyah ini adalah bagian prasangka fiqh (ar-ra'yu azh-zhann).
Begitu juga ketika warga MD diundang tahlilan 40/100 hari kematian,yasinan malam jum'at,pembacaan barzanji,zikir jahr setelah shalat wajib,adzan jum'at 2x,kentongan,pukul bedug,dst. Mereka mau datang karena nilai ukhuwwat dan bertetangga lebih wajib di utamakan ketimbang memupuk sinisme.
Adapun MD tidak turut melestarikan tradisi islami atau islamisasi kultur itu karena beralasan tidak adanya contoh dari Asy-syari' (rasulullah). maka, andaikan MD di nilai salah karena tidk ikut melakukan tradisi atau rekayasa islami maka saya tidak menemukan dimanakah kesalahan MD karena secara outentic apa yang telah menjadi pilihan MD itu memang begitu adanya dari zaman para nabi dan shahabat,apakah nabi dan para shahabat itu pula bersalah !? Kedua karena kekhawatiranya sebuah tradisi yg hukumnya mubah itu malah menjadi sebuah keharusan (hatman) sehingga pada akhirnya akan ada pembenaran dan meremehkan aktifitas orang lain.
Yang paling prinsip bagi MD adalah setiap orang dan kelompok pasti mempunyai opsi namun bagi MD tidak perlu membathal-bathalkan ibadah pihak yang berlainan karena zhann. Hal itu berbeda dengan pengalaman saya ketika saya menjadi santri di kampung dulu yang dominate kelompok islam tradisional,mereka sangat meragukan ibadah pihak berlainan denganya sampai-sampai karena imam tidak berqunut shubuh saja mereka bersumbar tidak akan mau berjama'ah di belakangnya,imam tidak dzikir jahr di jadikan omongan di luar masjid,dst.

Lalu dimanakah kemenangan muhammadiyah !
Saya,tidak menemukan kemenangan MD di dusun di jawa karena pada umumnya kaum tradisional itu ada di sana lalu dengan alasan akulturisasi kaum NU mengakui bahwa masyarakat pedusunan itu menjadi miliknya bukan milik yang lain,padahal kalau saja saya bertanya apakah ceremoni buang sial dengan membawa sesembahan yang diperuntukkan para arwah leluhur darat maupun laut itu islamnya NU !? maka mereka akan menjawab "tidak" NU hanya melakukan pendekatan dengan cara turut masuk campur menjadi bagian dari pelestarip tradisi itu agar selanjutnya tradisi tetap dilaksanakan tetapi do'a dan niatnya dipersembahkan kepada Allah dan buang sesajenya di makan sendiri dan menyisakan buat ikan-ikan dilautan atau semut-semut daratan.
Baik,itu pilihan nu,tapi tidak semua nu proindikasi acara sesajen itu karena ternyata tradisi itu sulit di bersihkan dari cara beragamanya kaum animisme saudara seaqidah hindu dan budha,do'anya menyebut nama Allah tapi praktek dan niatnya masih beraroma syirik dengan menyanjung sanjung dayang leluhur penunggu kampung agar warga kampung/dusun itu tetap di jaga oleh demit bernama dayang itu. Tradisi ini tertolak secara syari'ah islam karena mempertuhankan makhluq yaitu manusia yang bersekutu dengan jin,juga menyerupai prilaku penyimpangan aqidah kaum jahiliyyah yang keras terlarangnya.

Kalau begitu,masyarakat pedusunan itu tidak bisa di klaim milik nu,tapi pedusunan itu masih menjadi medan da'wah bagi kelompok islam apa saja bahkan islamis independent,itu seharusnya apabila fair.

Kemenangan MD reproduksi pada  masyarakat perkotaan,mulai dari pola pikir akademisi,kemajuan tarjih secara fiqih banyak di ikuti orang kota yang berkarakter bebas berpendapat atau mengikuti pendapat mana saja dengan mengambil yang dia sukai asal pendapat-pendapat itu sama mu'tabar,maka kita bisa menyaksikan masjid-masjid di perkotaan itu sebagianya beraroma kontribusi MD,seperti tiada kentong dan bedug,tanpa pujian dengan pengeras suara setelah adzan,tarawihnya 11 raka'at,kultum ramadhan,khatib jum'at terjadwal bergiliran.
Namun karena masjid-masjid di komplek perumahan itu bukan milik md maka dikembalikan kepada masyarakat sehingga ummat muslim perumahan tidak perlu memandang organisasi dan faham keagamaan,namun rata-rata yang sanggup menjadi imam sewaan di masjid-masjid itu dominan alumni nu maka sudah pasti cara beragama nu juga menjadi bagian di dalamnya. Setidaknya,md punya kontribusi menertibkan muslimun kota walau cuma menghilangkan kentongan bedug dan pujian keras yg mengganggu dan makruh menurut hukum syari'at islam. Dan itu tidak bisa di kembalikan oleh warga nahdliyyin.
Kemenangan besar md adalah menjauhkan muslimin perkotaan dari praktek-praktek animisme.
Selanjutnya,muhammadiyah mempunyai beberapa lembaga diantaranya adalah lembaga yang bergerak di bidang pendidikan bertarap nasional sampai internasional yang terbuka untuk umum,siapa saja yang masuk di universitas milik MD tidak lantas ia di akui sebagai warga MD. Tidak main klaim Itu bagian sifat MD yang melayani dan mentolerir.

Saya menyaksikan,sebuah ma'had yang berdiri ditanah MD itu membuka kesempatan bagi warga muslim yang ingin berkuliah disitu di gratiskan dari biaya-biaya,juga tidak ada syarat utama  kekelompokan,malah banyak warga NU yang mengambil kesempatan. Begitu lagi MD tidak lantas mengakui para mahasiswa di ma'hadnya itu sebagai warga muhammadiyah.
Itulah amanah da'wah.

Hebatnya kaum muwahhidin indonesia itu:
Disana ada Muhammadiyah ia berkeyaqinan bhwa kalangan musyrik billah tidak akn tenang dengan sendirinya mereka akn saling bertentangan karena secara dasar islam yg di yaqininya adalh mengharamkan segala rupa kemusyrikan.
Biarlah mereka ribut sendiri tentang madzhab fiqihnya dan aqidahnya yang ruwet kusut,akan mengalami ekspansi pertaubatan besar2an pada diri warganya.
sementara Muhammadiyah terus berkonsentrasi bekerja berbenah dan yaqin bahwa pilihanya itu lebih nyaman dan menenangkan.
Banyak yang terpuaskan dan tertarik pada pelayananya dan intelektualitasnya.
Dalam menggadapi akulturasi, MD yang saya perhatikn itu tidak mengharamkn amaliyah adat hanya menjaga kehati-hatian.

Muhammadiyah tidak pernah melanjutkan tradisi tribalisme dan tidak mengajak agar menyembah demokrasi walau antara kedua kultur ini saling bertentangan,namun karena keduanya berdiri diatas pondasi masing2.
Maka Islam tetap menjadi tujuan awal dan akhir karena islam adalah tauhid dan tauhid adalah ciri karakter lahir sampai matinya Muhammadiyah,berdiri dibawah pengawasan Allah ta'ala.
Islam menjadi moderator sekaligus hakim bagi prilaku penyimpangan antara tribalisme/ashabiyyah dan demokrasi,bukan islam yang malah di hakimi.

Setidaknya,MD menurut analysa saya adalah gerakan islam moderat yang murni dan terorganisir.

Itu Analisa ringan.

lahirnya fundamental ,islam wasathan dan liberalisme

Prinsip dasar dalam islam itu tidak njlimet seperti dalam ushul fiqh,tetapi ushul fiqh diperlukan.
Contoh,dalam aqidah itu hanya ada seruan kepada iman,dan amal shalih (taqwa) dan larangan dari perbuatan buruk dan kemaksiatan. 
Terkadang dengan bahasa haq wal bathil atau dhalal wal huda.
Kefardhuan dalam aqidah terkadang karena adanya kalimat perintah atau lam yang terdapat pada fi'il mudhari' atau kutiba/faradha dsb.

Sedangkan didalam ilmu fiqh itu  lengkap dengan perincian,batasan,hukum dan levelnya. Contoh,fardhu dengan wajib itu saja diberikn ta'rif berbeda lalu wajib/fardhu ada ain,kifai,muhaddad wa ghairi muhaddad,muwassa' wa mudhayyaq.
LARANGAN:
Haram muthlaq wa muqayyad,hissi/zhahir wa ma'nawi,lidzatihi wa haram lighairihi.

Makruh tanzih wa makruh ma'at tahrim.

MANDUBAT :
Ada beberapa penyebutan dan pengertianya,diantaranya nafilah,tathawwu',sunnah,mustahabb.

IBAHAH :
dia luwes,berada diantara larangan dan kebolehan/dosa dan pahala,ia memiliki konsekuensi sesuai perbuatannya,dan tidak punya keterikatan dan tuntutan,tidak bergantung dg amar dan nahi.

Orang yang menetapi prinsip dasar karena ketidak mampuanya melakukan pengkajian secara terperinci sesuai disiplin ilmu itulah golongan fundamental.fundamentalis yang musti bertaqlid kepada keumuman atau kata guru itu seyogyanya tidak boleh mengumbar fitnah untuk ikut berkomentar secara berlebihan karena ketidaktahuan seseorang itu tidak berhaq memberikan keterangan membela dan apalagi menjadi  saksi pada masalah.

Dan orang yang menempatkan akalnya pada ilmu ushul fiqh dalam memahami agama secara kontekstual itulah golongan yang cenderung pertengahan dalam koridor keilmuan hingga terkadang menjadi liberalis karena melalaikan prinsip dasarnya.

"Al-Jahil"

info salamtime

SIAPAKAH AHLUS-SUNNAH WAL-JAMA'AH ?

Benarkah AHLUS-SUNNAH WAL-JAMA'AH itu asy'ariyyah?  Saya akan jawab persoalan yang terus menipu orang online maupun orang offline...