"NUR s"
Ijtihad ulama itu memanglah bagian dari istinbathul hukmi .
Tetapi hukum yang lahir dr ijtihad itu tidak bersifat permanent ,terkadang bisa di sesuaikan dengan keadaan dan mengambil hukum baru ( takhyir ). Terkadang hukum yang tidak permanent itu bisa di tinggalkan dan seseorang bisa pindah atau memilih hukum tanpa menimbang sikon karena memberatkan dan tidak di kuatkan dengan dalil دع ما يريبك .
Hukum dari Ijtihad ada yang ijma seperti memberi tanda baca pada ayat al-qur'an dan hukum bacaanya dan sifat -sifat huruf.
Ijma ulama atau shahabat pada bolehnya shalat tarawih berjama'ah.
Dan hukum dari ijtihad itu tersohor ikhtilafnya , ia bukan hukum tetap dari Asy-syaari .
Sudah pasti setiap orang yang berakal di tuntut untuk berijtihad dengan kemampuanya,seperti hukum-hukum ta'zir ,kebijakan-kebijakan dalam setiap institusi baik prosedur-regulasi-sanksi uqubahNya , perihal yang berkaitan dengan sosial,atau berkaitan dengan ibadah pun jika ia adalh kaifiyat yang tidak mutlaq kewajibanya mengikuti sunnah nabi maka ummat ini tidak di bebankan wajib bertaqlid dan haram bertalfiq karena ia bukan merupakan pokok agama,Seperti menggosok ketika membasuh anggota dalam wudhu atau tidak/mengusap sebagian rambut atau seluruh,wajib baca basmalah pada surat al-fatihah atau tidak wajib,qunut subuh atau tidak.
Ijtihad seseorang Yang tersesat dari arah qiblat .
Semua tadi adalah perkara-perkara yang bukan prinsip dalam islam.
اليقين لا يزال بالشك
طبيعة الأحكام الفقهية هي غير قطع لأنها نتيجة الاجتهاد.
لذا لابد أن نقول "أنا أتبع ظن الملك / أتبع الظن من الأحمد أو الإمام الشافعي . ولان هذا الرأي هو امر ظني فلا يقول احد الفقها من اهل الاجتهاد بان رؤيه هو الراجح والرأي الآخر هو الخطأقط .
... ويقول الفقهاء لا تقلدونى
إذا كان هناك أشخاص الذين يبررون آرائهم وإلقاء الذم على رأي الآخرين أنهم كانوا يعارضون كلام الله
"فان تنازعتم فى شيئ فردوه الى الله والرسول"
ومااختلفتم فيه من شيئ فحكمه الى الله "
Ijtihad ulama itu memanglah bagian dari istinbathul hukmi .
Tetapi hukum yang lahir dr ijtihad itu tidak bersifat permanent ,terkadang bisa di sesuaikan dengan keadaan dan mengambil hukum baru ( takhyir ). Terkadang hukum yang tidak permanent itu bisa di tinggalkan dan seseorang bisa pindah atau memilih hukum tanpa menimbang sikon karena memberatkan dan tidak di kuatkan dengan dalil دع ما يريبك .
Hukum dari Ijtihad ada yang ijma seperti memberi tanda baca pada ayat al-qur'an dan hukum bacaanya dan sifat -sifat huruf.
Ijma ulama atau shahabat pada bolehnya shalat tarawih berjama'ah.
Dan hukum dari ijtihad itu tersohor ikhtilafnya , ia bukan hukum tetap dari Asy-syaari .
Sudah pasti setiap orang yang berakal di tuntut untuk berijtihad dengan kemampuanya,seperti hukum-hukum ta'zir ,kebijakan-kebijakan dalam setiap institusi baik prosedur-regulasi-sanksi uqubahNya , perihal yang berkaitan dengan sosial,atau berkaitan dengan ibadah pun jika ia adalh kaifiyat yang tidak mutlaq kewajibanya mengikuti sunnah nabi maka ummat ini tidak di bebankan wajib bertaqlid dan haram bertalfiq karena ia bukan merupakan pokok agama,Seperti menggosok ketika membasuh anggota dalam wudhu atau tidak/mengusap sebagian rambut atau seluruh,wajib baca basmalah pada surat al-fatihah atau tidak wajib,qunut subuh atau tidak.
Ijtihad seseorang Yang tersesat dari arah qiblat .
Semua tadi adalah perkara-perkara yang bukan prinsip dalam islam.
اليقين لا يزال بالشك
طبيعة الأحكام الفقهية هي غير قطع لأنها نتيجة الاجتهاد.
لذا لابد أن نقول "أنا أتبع ظن الملك / أتبع الظن من الأحمد أو الإمام الشافعي . ولان هذا الرأي هو امر ظني فلا يقول احد الفقها من اهل الاجتهاد بان رؤيه هو الراجح والرأي الآخر هو الخطأقط .
... ويقول الفقهاء لا تقلدونى
إذا كان هناك أشخاص الذين يبررون آرائهم وإلقاء الذم على رأي الآخرين أنهم كانوا يعارضون كلام الله
"فان تنازعتم فى شيئ فردوه الى الله والرسول"
ومااختلفتم فيه من شيئ فحكمه الى الله "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar