Eramuslim

Senin, 19 Maret 2018

Tentang hukum syariat zhahir dan tentang hukum haqiqat ghaib

"Nur s"
Orang muslim yang ilmunya belum sampai pada tingkatan haqiqat dan ma'rifat dapat di pastikan ia suka memetakkan surga dan neraka bagi lawanya. 
Ketika nabi sebut "dia sesat" atau "dia menjadi kafir" atau nabi sebut "ia masuk neraka" atau nabi sebut "ia masuk surga".
Maka tidak cukup kita membenarkan ucapan nabi itu dengan dasar zhahirul ma'na syari'at sebab haqiqat surga dan neraka itu keghaiban dan keghaiban itu otoritas Allah.

Sebenarnya nabi itu manusia yang di angkat untuk dijadikan khalifah bumi oleh Allah untuk mengajarkan kebajikan. Kebajikan yang diamalkan menyebabkan pelakunya diberikan  pahala (surga).
Dan nabi agar mencegah keburukan yang bisa menyeret pelakunya ke 
(Neraka).
قال تعالى: { من عمل صالحاً فلنفسه ومن أساء فعليها ثم إلى ربكم ترجعون} أي تعودون إليه يوم القيامة، فتعرضون بأعمالكم عليه فيجزيكم بأعمالكم خيرها وشرها، واللّه سبحانه وتعالى أعلم.

Firman Allah pada surat Al-Kahfi :
( وما نرسل المرسلين إلا مبشرين ومنذرين ويجادل الذين كفروا بالباطل ليدحضوا به الحق واتخذوا آياتي وما أنذروا هزوا ( 56 )

تفسير الإمام الطبري
يقول عز ذكره : وما نرسل رسلنا إلا ليبشروا أهل الإيمان والتصديق بالله بجزيل ثوابه في الآخرة ، ولينذروا أهل الكفر به والتكذيب ، عظيم عقابه ، وأليم عذابه ، فينتهوا عن الشرك بالله ، وينزجروا عن الكفر به ومعاصيه
Hakikat di perintahkan beramal Kebajikan dan di cegah dari beramal keburukan itu karena untuk ketentraman hamba sendiri baik untuk ketenteraman dirinya dan sosial kemasyarakatannya.

Sekarang Sampai pada masalah hukum, baik hukum syari'at juga haqiqat itu sesungguhnya ada dua yaitu wajib dan haram. Dua hukum ini terlahir dari perintah dan larangan. Hukum harus atau wajib ia terlahir dari perintah, dan hukum haram ia terlahir dari larangan. ini hukum ilahiyyah.
Lalu diperluas dengan hukum nabi rasul dan hamba pada umumnya.yang ini Hukum insaniyyah sebagai tanggung jawab kemanusiaan yaitu tanggung jawab nabi/rasul/imam kepada ummat dan rakyatnya.
Tujuan hukum insaniyyah ini diantara prioritasnya adalah agar terciptanya keadilan,kesetaraan,kerukunan,kedamaian,kebebasan,moralitas dan wasilah-wasilah kepada kemuliaan pada umumnya. 

Dan wasilah untuk menuju ke neraka adalah segala bentuk larangan yang di langgar. 
Wasilah untuk menuju ke surga adalah segala bentuk perintah yang di taati dan di laksanakan.
Itu adalah konsekuensi. 

Tidak bisa kita semena-mena menvonis seseorang itu masuk surga karena sedikit kemuliaan padahal ia adalah ahli maksiat. Seperti yang di ceritakan nabi tentang seorang pelacur yahudi yang memberi minum anjing kehausan. 
Atau kita semena-mena menvonis seseorang itu masuk neraka karena sebab ia lupa mengurung kucing sampai mati padahal ia seorang yang ahli ibadah.
Sikap grusa-grusu menempatkan orang di surga atau di neraka ini sungguh sangat tidak adil.
Berarti Tuhan di anggap tidak adil.
Padahal Tuhan bilang والوزن يومئذ الحق  "timbangan amal pada hari akhirat itu benar".
فمن ثقلت موازينه فأولئك هم المفلحون
"Siapa yang berat timbangan kebaikannya maka mereka itu orang yang beruntung".
 ومن خفت موازينه فأولئك الذين خسروا أنفسهم 
"Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya maka mereka itu orang yang bangkrut  (di akhirat)".
Sampai disini kita akan faham.

Tidak ada komentar:

info salamtime

SIAPAKAH AHLUS-SUNNAH WAL-JAMA'AH ?

Benarkah AHLUS-SUNNAH WAL-JAMA'AH itu asy'ariyyah?  Saya akan jawab persoalan yang terus menipu orang online maupun orang offline...