Nur s:
Saya iman bahwa Allah punya mata telinga dan tangan.
Bagi orang yang belum kenal ilmi etimologi dan terminolog maka dia akan menuduh bahwa saya adalah mujassimah atau meyakini Allah punya jisim. Itu sifat terburu-buru karena belum masuknya pengetahuan tentang bahasa.
Maka sekarang saya akan bertanya kepada mereka begini :
Apakah Allah punya penglihatan/pendengaran/kehendak ?
Jika mereka jawab TIDAK justeru mereka terjerumus kepada aqidah ta'thil yaitu mengosongkan Allah dari sifat ketuhananNya.
Manusia memang mudah terjebak bahasanya sendiri.
Jika saya meyakini mata Allah itu seperti mata mahkluk,telinga Allah seperti telinga manusia maka inilah yang salah.
Jika mereka mengatakan Allah tidak punya tangan karena tangan adalah jisim Makhluq,mustahil Allah serupa dengan Makhluq yang tajsim. Mereka lupa kalau cacing dan ular itu tak bertangan,apakah mereka juga menyerupakan Allah dengan cacing/ular ? Inilah jebakannya yang tak pernah disadari.
Kita sangat perlu mempelajari atau sekedar mengenal ETIMOLOGI dan TERMINOLOGI dalam ilmu bahasa.
etimologis mencoba untuk merekonstruksi asal usul dari suatu kata - ketika mereka memasuki suatu bahasa, dari sumber apa, dan bagaimana bentuk dan arti dari kata tersebut berubah.
Terminologi atau peristilahan adalah ilmu tentang istilah dan penggunaannya. Istilah(Arab: اصطلاح, istilah) adalah kata dan gabungan kata yang digunakan dalam konteks tertentu. Kajian terminologi antara lain mencakup pembentukannya serta kaitan istilah dengan suatu budaya.
Contoh KUPING orang jawa sebut demikian karena bentuknya yang KAKU NJEPIPING.kuping adalah terminologi dan kaku NJEPIPING adalah etimologi.
Ada dua yang menjadi perhatian saya,yaitu kaif dan kalimat bermakna yang di contohkan yadun (tangan).
Allah punya kaifiyyah jika yang di maksudkan adalah bukan istiham tetapi مشيئة الله maka itu haq bagi Allah.
Yang terlarang adalah menanyakan kaifiyyah Allah pada bagaimana istiwaknya.
Kedua,tentang yadun yang di maknai zhahir adalah tangan,juga benar jika konteksnya didasari pemahaman terminologi.
Maksudnya adalah kalimat yadun يد itu musytarak مشترك yang dia punya makna asal yang kemudian di rubah sesuai adat dan kebutuhan. Ini di namakan rekonstruksi bahasa etimologi berdasarkan istilah terminologi.
يد atau tangan itu maksudnya adalah kekuasaan/kehendak قدرة إرادة وأفعال.
Kita wajib mengimani Bahwa Allah itu kuasa,berkehendak dan berbuat dengan sifat ketuhananya.
Maka selama yang di maksudkan adalah tidak menyerupakan kaifiyyah Allah dan yadullah pada makhluq maka keyaqinan ini dapat di benarkan.
Sekarang tunjukkan keterangan keyaqinan الله موجود بغير مكان ؟
Apakah antum menjadi ta'thil atau menjadi orang yang isykal atau benar fahamnya.
?
Tak usah sebut2 wahhabi dulu kalau diskusi karena penyebutan itu tentu bukan cari kebenaran tapi diskusi yg di mulai dengan sinisme merupakan sifat merasa benar.
Silahkan antum baca lagi bahwa zhahir yg di maksud adalah makna kebiasaan secara lughawi yaitu yadun = tangan. Tetapi tangan yang di maksud adalah dalam terminologi/istilah yaitu qudrah iradah dan af'al.
makna2 zhahir secara lughat yg di bangun dari makna istilah itu mempunya arti asal yang banyak,sudah di sebutkan diatas yaitu ma'na takwil karena musytarak itu berkarakter muawwal.yadun itu punya makna musytarak.
Yang paling penting adalah bukan memaknai zhahir secara jismi/hissy.
Pendapat ulama :
1- قال الإمام عثمان بن سعيد الدارمي رحمه الله (280 هـ): " ونحن قد عرفنا بحمد الله تعالى من لغات العرب هذه المجازات التي اتخذتموها دُلسة وأُغلوطة على الجهال ، تنفون بها عن الله حقائق الصفات بعلل المجازات ، غير أنا نقول : لا يُحكم للأغرب من كلام العرب على الأغلب ، ولكن نصرف معانيها إلى الأغلب حتى تأتوا ببرهان أنه عنى بها الأغرب ، وهذا هو المذهب الذي إلى العدل والإنصاف أقرب ، لا أن تعترض صفات الله المعروفة المقبولة عند أهل البصر فنصرف معانيها بعلة المجازات " انتهى من "نقض الرادرمي على بشر المريسي" (2/755).
2- وقال الإمام أبو جعفر محمد بن جرير الطبري رحمه الله (310 هـ) : " فإن قال لنا قائل : فما الصواب في معاني هذه الصفات التي ذكرت ، وجاء ببعضها كتاب الله عز جل ووحيه، وجاء ببعضها رسول الله صلى الله عليه وسلم ؟ قيل: الصواب من هذا القول عندنا: أن نثبت حقائقها على ما نعرف من جهة الإثبات ونفي التشبيه ، كما نفى عن نفسه جل ثناؤه فقال : ( ليس كمثله شيء وهو السميع البصير ) إلى أن قال : " فنثبت كل هذه المعاني التي ذكرنا أنها جاءت بها الأخبار والكتاب والتنزيل على ما يُعقل من حقيقة الإثبات ، وننفي عنه التشبيه فنقول : يسمع جل ثناؤه الأصوات ، لا بخرق في أذن ، ولا جارحة كجوارح بني آدم . وكذلك يبصر الأشخاص ببصر لا يشبه أبصار بني آدم التي هي جوارح لهم. وله يدان ويمين وأصابع ، وليست جارحة ، ولكن يدان مبسوطتان بالنعم على الخلق ، لا مقبوضتان عن الخير ، ووجه لا كجوارح بني آدم التي من لحم ودم. ونقول : يضحك إلى من شاء من خلقه ، لا تقول: إن ذلك كشر عن أنياب ، ويهبط كل ليلة إلى سماء الدنيا " انتهى من "التبصير في معالم الدين" ص (141-145) .
3- وقال الإمام أبو أحمد محمد بن علي بن محمد الكرجي المعروف بالقصاب رحمه الله (360هـ) في الاعتقاد القادري الذي كتبه لأمير المؤمنين القادر بأمر الله سنة 433 هـ ووقَّع على التصديق على ما فيه علماء ذلك الوقت ، وأرسلت هذه الرسالة القادرية إلى البلدان. قال: " لا يوصف إلا بما وصف به نفسه أو وصفه به نبيه، وكل صفة وصف بها نفسه، أو وصفه بها نبيه، فهي صفة حقيقية لا صفة مجاز ، ولو كانت صفة مجاز لتحتم تأويلها ، ولقيل : معنى البصر كذا ، ومعنى السمع كذا..
Saya iman bahwa Allah punya mata telinga dan tangan.
Bagi orang yang belum kenal ilmi etimologi dan terminolog maka dia akan menuduh bahwa saya adalah mujassimah atau meyakini Allah punya jisim. Itu sifat terburu-buru karena belum masuknya pengetahuan tentang bahasa.
Maka sekarang saya akan bertanya kepada mereka begini :
Apakah Allah punya penglihatan/pendengaran/kehendak ?
Jika mereka jawab TIDAK justeru mereka terjerumus kepada aqidah ta'thil yaitu mengosongkan Allah dari sifat ketuhananNya.
Manusia memang mudah terjebak bahasanya sendiri.
Jika saya meyakini mata Allah itu seperti mata mahkluk,telinga Allah seperti telinga manusia maka inilah yang salah.
Jika mereka mengatakan Allah tidak punya tangan karena tangan adalah jisim Makhluq,mustahil Allah serupa dengan Makhluq yang tajsim. Mereka lupa kalau cacing dan ular itu tak bertangan,apakah mereka juga menyerupakan Allah dengan cacing/ular ? Inilah jebakannya yang tak pernah disadari.
Kita sangat perlu mempelajari atau sekedar mengenal ETIMOLOGI dan TERMINOLOGI dalam ilmu bahasa.
etimologis mencoba untuk merekonstruksi asal usul dari suatu kata - ketika mereka memasuki suatu bahasa, dari sumber apa, dan bagaimana bentuk dan arti dari kata tersebut berubah.
Terminologi atau peristilahan adalah ilmu tentang istilah dan penggunaannya. Istilah(Arab: اصطلاح, istilah) adalah kata dan gabungan kata yang digunakan dalam konteks tertentu. Kajian terminologi antara lain mencakup pembentukannya serta kaitan istilah dengan suatu budaya.
Contoh KUPING orang jawa sebut demikian karena bentuknya yang KAKU NJEPIPING.kuping adalah terminologi dan kaku NJEPIPING adalah etimologi.
Ada dua yang menjadi perhatian saya,yaitu kaif dan kalimat bermakna yang di contohkan yadun (tangan).
Allah punya kaifiyyah jika yang di maksudkan adalah bukan istiham tetapi مشيئة الله maka itu haq bagi Allah.
Yang terlarang adalah menanyakan kaifiyyah Allah pada bagaimana istiwaknya.
Kedua,tentang yadun yang di maknai zhahir adalah tangan,juga benar jika konteksnya didasari pemahaman terminologi.
Maksudnya adalah kalimat yadun يد itu musytarak مشترك yang dia punya makna asal yang kemudian di rubah sesuai adat dan kebutuhan. Ini di namakan rekonstruksi bahasa etimologi berdasarkan istilah terminologi.
يد atau tangan itu maksudnya adalah kekuasaan/kehendak قدرة إرادة وأفعال.
Kita wajib mengimani Bahwa Allah itu kuasa,berkehendak dan berbuat dengan sifat ketuhananya.
Maka selama yang di maksudkan adalah tidak menyerupakan kaifiyyah Allah dan yadullah pada makhluq maka keyaqinan ini dapat di benarkan.
Sekarang tunjukkan keterangan keyaqinan الله موجود بغير مكان ؟
Apakah antum menjadi ta'thil atau menjadi orang yang isykal atau benar fahamnya.
?
Tak usah sebut2 wahhabi dulu kalau diskusi karena penyebutan itu tentu bukan cari kebenaran tapi diskusi yg di mulai dengan sinisme merupakan sifat merasa benar.
Silahkan antum baca lagi bahwa zhahir yg di maksud adalah makna kebiasaan secara lughawi yaitu yadun = tangan. Tetapi tangan yang di maksud adalah dalam terminologi/istilah yaitu qudrah iradah dan af'al.
makna2 zhahir secara lughat yg di bangun dari makna istilah itu mempunya arti asal yang banyak,sudah di sebutkan diatas yaitu ma'na takwil karena musytarak itu berkarakter muawwal.yadun itu punya makna musytarak.
Yang paling penting adalah bukan memaknai zhahir secara jismi/hissy.
Pendapat ulama :
1- قال الإمام عثمان بن سعيد الدارمي رحمه الله (280 هـ): " ونحن قد عرفنا بحمد الله تعالى من لغات العرب هذه المجازات التي اتخذتموها دُلسة وأُغلوطة على الجهال ، تنفون بها عن الله حقائق الصفات بعلل المجازات ، غير أنا نقول : لا يُحكم للأغرب من كلام العرب على الأغلب ، ولكن نصرف معانيها إلى الأغلب حتى تأتوا ببرهان أنه عنى بها الأغرب ، وهذا هو المذهب الذي إلى العدل والإنصاف أقرب ، لا أن تعترض صفات الله المعروفة المقبولة عند أهل البصر فنصرف معانيها بعلة المجازات " انتهى من "نقض الرادرمي على بشر المريسي" (2/755).
2- وقال الإمام أبو جعفر محمد بن جرير الطبري رحمه الله (310 هـ) : " فإن قال لنا قائل : فما الصواب في معاني هذه الصفات التي ذكرت ، وجاء ببعضها كتاب الله عز جل ووحيه، وجاء ببعضها رسول الله صلى الله عليه وسلم ؟ قيل: الصواب من هذا القول عندنا: أن نثبت حقائقها على ما نعرف من جهة الإثبات ونفي التشبيه ، كما نفى عن نفسه جل ثناؤه فقال : ( ليس كمثله شيء وهو السميع البصير ) إلى أن قال : " فنثبت كل هذه المعاني التي ذكرنا أنها جاءت بها الأخبار والكتاب والتنزيل على ما يُعقل من حقيقة الإثبات ، وننفي عنه التشبيه فنقول : يسمع جل ثناؤه الأصوات ، لا بخرق في أذن ، ولا جارحة كجوارح بني آدم . وكذلك يبصر الأشخاص ببصر لا يشبه أبصار بني آدم التي هي جوارح لهم. وله يدان ويمين وأصابع ، وليست جارحة ، ولكن يدان مبسوطتان بالنعم على الخلق ، لا مقبوضتان عن الخير ، ووجه لا كجوارح بني آدم التي من لحم ودم. ونقول : يضحك إلى من شاء من خلقه ، لا تقول: إن ذلك كشر عن أنياب ، ويهبط كل ليلة إلى سماء الدنيا " انتهى من "التبصير في معالم الدين" ص (141-145) .
3- وقال الإمام أبو أحمد محمد بن علي بن محمد الكرجي المعروف بالقصاب رحمه الله (360هـ) في الاعتقاد القادري الذي كتبه لأمير المؤمنين القادر بأمر الله سنة 433 هـ ووقَّع على التصديق على ما فيه علماء ذلك الوقت ، وأرسلت هذه الرسالة القادرية إلى البلدان. قال: " لا يوصف إلا بما وصف به نفسه أو وصفه به نبيه، وكل صفة وصف بها نفسه، أو وصفه بها نبيه، فهي صفة حقيقية لا صفة مجاز ، ولو كانت صفة مجاز لتحتم تأويلها ، ولقيل : معنى البصر كذا ، ومعنى السمع كذا..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar