Ulama salaf itu sudah berbeda-beda dalam persepsi,
Itu haq.
Antum tidak boleh melarang.
Tinggal sebut salaf siapa yang di ikuti.
Salaf syi'ah atau salaf sunni.
Syiah yg mana dan sunni yang mana.
Apakah saya mutlaq menggunakan asumsi pribadi?
Anda bukan orang yang fahim dalam memikirkan masalah agama ini.
Orang yg bacaanya banyak maka dia bisa menyimpulkan dari berbagai bacaan dan disiplin ilmu.
Orang yang gagal maka ia hanya menjadi muqallid sudah muqallid,menyalahkan.
Antum tidak akan bisa membuktikan dihadapan orang ramai dan di hadapan orang faham terkait tuduhan antum yaitu mujassimah dan musyabbihah.
Al-qur'an yang mengabarkan Allah istawa 'alal 'arsy,punya dua tangan,punya kursi,dst.
Lalu antum ta'wil,apakah ta'wil ijmali atau ta'wil tafshili (majaz) keduanya adalah zhanni bukan qath'i.
Antum tuduh bahwa makna zhahir dan haqiqat rububiyyah/uluhiyya adalah makna tasybih dan tajsim.
Antum katakan Allah tak bertangan dan bermata,dst.
Antum justeru menyelisihi zhahirul lafzhi wal ma'na.
Antum serupakan Tuhan dengan malaikat karena sama tak berkelamin,tak makan,tak tidur ??
Saya katakan kepada antum,bahwa dzat ketuhanan tidak sama dengan dzat makhluq, begitu juga dengan sifat-sifat lainya baik khabariyyah,af'aliyyah, uluwiyyah, ...
Hei kalian yg merasa aswaja padahal aswaja bukan madzhab yg di klaim oleh sebelah pihak saja.
Faham tak ?
Apakah kalian masih tak faham,bahwa menetapkan sifat af'al dan khabariyah Allah kalian tidak protes tapi ketika menetapkan sifat dzatiyah dan uluwiyyah Allah kalian protes,
Kalian tuduh tasybih.
Justeru kalian yang inkar haqiqat sifat2 uluwiyyah dan dzatiyah Allah maka antum ini ta'thil,produk gagal.
INI SATU KEGAGALAN FAHAM.
الأشاعرة يثبتون الصفات مثل الاستواء و اليد على مراد الله و يفوضون المعنى لله عز وجل .
و لهذا أنكر الأشعري على المعتزلة نفيهم لليد و غيرها من الصفات .
Asya'irah menetapkan sifat seumpama istiwa dan tangan atas kehendak Allah dan mereka menyerahkan ma'na kepadanya saja.
Karena ini maka asya'irah inkar atas mu'tazilah yang menafikan tangan Allah dan sifat-sifat lainya baik dzatiyah,khabariyah,af'al dan uluwiyyah Allah.
و بعض الأشاعرة بعد تفويضهم المعنى لله عز وجل يبحثون عن تأويل تقبله اللغة باعتباره يمكن أن يكون هو المعنى الحقيقي .
و المقصود بـ ( صفة معنى ) هو نفي التجسيم و الأعضاء و الجوارح .
Sebagian asya'irah setelah tafwidh ma'na kepada Allah, mereka mencari ta'wil yang dapat di terima yang memungkinkan kepada ma'na haqiqi.
Adapun yang di maksud dengan sifat ma'na yaitu menafikan tajsim dan jawarih bagi Allah.
YA'NI, ORANG YANG MEMA'NAI SIFAT DZATIYAH DAN LAINYA SECARA HAQIQAT SELAMA TIDAK TAJSIM DAN JAWARIH MAKA ITU BUKAN TASYBIH/TAMTSIL ALLAH KEPADA MAKHLUQ.
فإذا كنت تثبت ( اليد ) صفة ذاتية وليست عضوا و لا جارحة ، فكلامك هو كلام الأشاعرة ، لأن هذا هو المقصود عندهم بـ ( صفة معنى ) .
Maka ketika engkau menetapkan sifat dzatiyah "tangan" namun bukan bermaksud tangan anggota tubuh dan bukan bermaksud tangan jarihah/hissiyyah yang dapat di rasa dan dirasa dengan indera,maka itulah kalam asya'irah.
وقال الأشعري أيضاً في ردِّ تأويل الصفات: "مسألة: قد سئلنا: أتقولون إن لله يدين؟
قيل: نقول ذلك بلا كيف، وقد دلَّ عليه قوله تعالى: يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ [الفتح: 10]، وقوله تعالى: لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ [ص: 75].
Berkata Al-Asy'ari dalam menolak ta'wil : pada satu soal yang di tanyakan kepadaku : apakah mereka berkata bahwa Allah punya dua tangan?
Maka di jawab: yang demikian itu tanpa kaif,...
Itu haq.
Antum tidak boleh melarang.
Tinggal sebut salaf siapa yang di ikuti.
Salaf syi'ah atau salaf sunni.
Syiah yg mana dan sunni yang mana.
Apakah saya mutlaq menggunakan asumsi pribadi?
Anda bukan orang yang fahim dalam memikirkan masalah agama ini.
Orang yg bacaanya banyak maka dia bisa menyimpulkan dari berbagai bacaan dan disiplin ilmu.
Orang yang gagal maka ia hanya menjadi muqallid sudah muqallid,menyalahkan.
Antum tidak akan bisa membuktikan dihadapan orang ramai dan di hadapan orang faham terkait tuduhan antum yaitu mujassimah dan musyabbihah.
Al-qur'an yang mengabarkan Allah istawa 'alal 'arsy,punya dua tangan,punya kursi,dst.
Lalu antum ta'wil,apakah ta'wil ijmali atau ta'wil tafshili (majaz) keduanya adalah zhanni bukan qath'i.
Antum tuduh bahwa makna zhahir dan haqiqat rububiyyah/uluhiyya adalah makna tasybih dan tajsim.
Antum katakan Allah tak bertangan dan bermata,dst.
Antum justeru menyelisihi zhahirul lafzhi wal ma'na.
Antum serupakan Tuhan dengan malaikat karena sama tak berkelamin,tak makan,tak tidur ??
Saya katakan kepada antum,bahwa dzat ketuhanan tidak sama dengan dzat makhluq, begitu juga dengan sifat-sifat lainya baik khabariyyah,af'aliyyah, uluwiyyah, ...
Hei kalian yg merasa aswaja padahal aswaja bukan madzhab yg di klaim oleh sebelah pihak saja.
Faham tak ?
Apakah kalian masih tak faham,bahwa menetapkan sifat af'al dan khabariyah Allah kalian tidak protes tapi ketika menetapkan sifat dzatiyah dan uluwiyyah Allah kalian protes,
Kalian tuduh tasybih.
Justeru kalian yang inkar haqiqat sifat2 uluwiyyah dan dzatiyah Allah maka antum ini ta'thil,produk gagal.
INI SATU KEGAGALAN FAHAM.
الأشاعرة يثبتون الصفات مثل الاستواء و اليد على مراد الله و يفوضون المعنى لله عز وجل .
و لهذا أنكر الأشعري على المعتزلة نفيهم لليد و غيرها من الصفات .
Asya'irah menetapkan sifat seumpama istiwa dan tangan atas kehendak Allah dan mereka menyerahkan ma'na kepadanya saja.
Karena ini maka asya'irah inkar atas mu'tazilah yang menafikan tangan Allah dan sifat-sifat lainya baik dzatiyah,khabariyah,af'al dan uluwiyyah Allah.
و بعض الأشاعرة بعد تفويضهم المعنى لله عز وجل يبحثون عن تأويل تقبله اللغة باعتباره يمكن أن يكون هو المعنى الحقيقي .
و المقصود بـ ( صفة معنى ) هو نفي التجسيم و الأعضاء و الجوارح .
Sebagian asya'irah setelah tafwidh ma'na kepada Allah, mereka mencari ta'wil yang dapat di terima yang memungkinkan kepada ma'na haqiqi.
Adapun yang di maksud dengan sifat ma'na yaitu menafikan tajsim dan jawarih bagi Allah.
YA'NI, ORANG YANG MEMA'NAI SIFAT DZATIYAH DAN LAINYA SECARA HAQIQAT SELAMA TIDAK TAJSIM DAN JAWARIH MAKA ITU BUKAN TASYBIH/TAMTSIL ALLAH KEPADA MAKHLUQ.
فإذا كنت تثبت ( اليد ) صفة ذاتية وليست عضوا و لا جارحة ، فكلامك هو كلام الأشاعرة ، لأن هذا هو المقصود عندهم بـ ( صفة معنى ) .
Maka ketika engkau menetapkan sifat dzatiyah "tangan" namun bukan bermaksud tangan anggota tubuh dan bukan bermaksud tangan jarihah/hissiyyah yang dapat di rasa dan dirasa dengan indera,maka itulah kalam asya'irah.
وقال الأشعري أيضاً في ردِّ تأويل الصفات: "مسألة: قد سئلنا: أتقولون إن لله يدين؟
قيل: نقول ذلك بلا كيف، وقد دلَّ عليه قوله تعالى: يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ [الفتح: 10]، وقوله تعالى: لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ [ص: 75].
Berkata Al-Asy'ari dalam menolak ta'wil : pada satu soal yang di tanyakan kepadaku : apakah mereka berkata bahwa Allah punya dua tangan?
Maka di jawab: yang demikian itu tanpa kaif,...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar